Captain Bima Sakti here

Minggu, 20 November 2016

Thompson Submachine Gun- Kesayangan Mafia, Andalan Tentara


Siapa tak kenal dengan Thompson? Ya, senjata satu ini memang sudah sangat ikonik di film Hollywood, terutama film perang dan mafia. Senapan mitraliur (submachine gun) dengan kaliber .45 ACP ini begitu populer di banyak kalangan, baik penegak maupun pelanggar hukum.

Pada Perang Dunia I, Kerajaan Jerman melakukan inovasi dalam bertempur, yakni menggelar senapan mitraliur dalam perang. Bergmann MP18 menjadi senapan mitraliur tempur pertama di dunia, dan penggunaannya di parit membawa kesuksesan besar.
Bergmann MP18
 Terinspirasi oleh langkah Jerman, pada 1916 Jenderal John T. Thompson pun berusaha menciptakan senapan dengan fungsi serupa untuk militer Amerika Serikat. Senjata temuannya ia namai dengan sandi "Annihilator". Namun, sebelum sang jenderal berhasil menyelesaikan senjatanya, PD I keburu usai.
John T. Thompson (1860-1940)
Kemudian, pada tahun 1921, "Annihilator" pun selesai dibuat. Senjata ini kemudian dipasarkan ke pasar sipil (2nd amandement bitches!) dengan nama M1921 Thompson. Thompson dipasarkan dengan tiga jenis magasen, yaitu box magazine kapasitas 20 butir, drum magazine kapasitas 50, dan kapasitas 100 butir. Harganya yang cukup mahal, US$ 200 (pada tahun 1921), membuatnya kurang laku pada awal rilis.
M1921 Thompson dengan magasen 20 butir
Di kemudian hari, Thompson menjadi populer di kalangan gangster dan mafia karena kaliber .45 yang besar, rate of fire yang tinggi (di masanya), serta akurasi yang memadai.

Pada tahun 1928, M1928 dirilis. Yang membedakannya dengan M1921 adalah rate of fire yang diturunkan (atas permintaan Marinir AS) dan tambahan kompensator Cutts di muzzle.
M1928 Thompson dengan magazen 50 butir
 Terjadinya Perang Dunia II membuat Amerika Serikat terseret di dalamnya. Pada masa-masa awal perang, militer AS menggunakan M1928A1 sebagai senjata perwira, kru artileri, dan kru tank. Sejatinya, yang membedakan M1928A1 dengan M1928 hanyalah handguard yang semula vertikal menjadi diagonal.
M1928A1 Thompson
 Kemudian, terjadi perubahan lagi pada desain Thompson. Seiring dengan berjalannya perang, militer membutuhkan senjata yang ringkas, sederhana, dan murah. Maka lahirlah M1A1 Thompson. M1A1 bisa dibilang sebagai versi Thompson yang mengalami pemangkasan fitur, yakni digantikannya bidikan belakang dengan bidikan yang fixed (versi sebelumnya bisa diset oleh pengguna), dibuangnya kompensator Cutts, penggunaan bahan yang lebih murah, serta hilangnya pilihan magasen drum (magasen drum dianggap tidak praktis dan berat). M1A1 hanya menggunakan box magazine baru dengan kapasitas 30 butir.
M1A1 Thompson

Nah, apa yang membuat Thompson dicintai oleh banyak orang? Jelas, karena kehandalannya dan kemampuannya yang mematikan. Namun, sedahsyat apapun seekor binatang, usia jelas tak dapat dilawan. Pada akhirnya M1A1 Thompson harus pensiun dan digantikan oleh M3 SMG hanya karena harganya yang lebih mahal dibandingkan penerusnya. Meskipun sudah pensiun, hingga sekarang sang "Annihilator" tetap membekas di hati para pecinta senjata, seperti saya.